Pahami Istilah Kesepian Kronis: Ketahui Gejalanya dan Dampaknya

Haluan.xyz , Jakarta - Rasa kesepian itu bagian dari pengalaman manusia yang munculnya sering kali dipicu oleh kebutuhan akan interaksi sosial yang tidak terpenuhi. Namun, kesepian bukan sekadar soal tidak memiliki teman atau sedang sendiri.
Seseorang bisa memilih untuk menyendiri dan tetap bahagia tanpa banyak bersosialisasi. Sebaliknya, berada di tengah keramaian, dalam hubungan, atau dikelilingi keluarga pun tak menjamin bebas dari rasa sepi, terutama jika tidak ada rasa dimengerti atau dihargai oleh orang-orang di sekitar.
Jika perasaan kesepian menetap dalam waktu lama dan sulit diatasi, bisa jadi itu pertanda dari kondisi yang dikenal dengan istilah chronic loneliness atau kesepian kronis.
Apa Itu Chronic Loneliness ? Dilansir dari laman Cigna Healthcare , chronic loneliness atau kesepian kronis merujuk pada perasaan sepi dan terisolasi secara sosial yang berlangsung lama dan terus-menerus. Seseorang yang mengalami kondisi ini merasa dirinya terpisah dari orang lain dan sulit menjalin hubungan yang bermakna. Sering kali disertai juga dengan rasa tidak percaya diri, harga diri yang rendah, dan kecemasan sosial.
Bahkan orang yang terlihat ramah dan aktif secara sosial pun bisa mengalaminya. Menjadi pusat perhatian di keramaian tidak menjamin seseorang bebas dari kesepian yang mendalam. Jika dibiarkan, kesepian kronis bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.
Adapun menurut WebMD , tanda dan gejala kesepian kronis bisa berbeda-beda, tergantung latar belakang dan kondisi individu. Kesepian kronis ini pun bisa dialami siapa saja, tapi risikonya lebih tinggi pada kelompok tertentu.
Penelitian yang dikutip oleh WebMD menunjukkan bahwa kelompok imigran, komunitas lesbian, gay, dan biseksual lebih sering mengalami kesepian. Hal ini berkaitan dengan hambatan bahasa, perbedaan budaya, dinamika keluarga, stigma, diskriminasi, hingga akses yang terbatas terhadap layanan dukungan.
Gejala Umum Chronic Loneliness
Dinukil dari laman Healthline dan Cigna Healthcare , beberapa beberapa ciri umum yang dapat menjadi tanda dari kesepian kronis meliputi:
- Kesulitan membangun hubungan yang dalam dan bermakna meski memiliki banyak kenalan.
- Tidak memiliki sahabat dekat yang benar-benar memahami diri.
- Merasa sendirian bahkan saat berada di tengah keramaian.
- Rasa rendah diri atau merasa tidak cukup berharga.
- Usaha menjalin hubungan sering tidak mendapat respon yang diharapkan.
- Merasa kelelahan atau kehilangan energi saat bersosialisasi
- Masalah fisik atau emosional seperti susah tidur, mudah sakit, atau pola makan buruk.
- Sulit fokus atau merasa linglung dan gelisah
- Mudah sakit serta merasakan nyeri tubuh
Ada juga faktor lain yang dapat memicu kesepian kronis antara lain:
- Tidak mampu ikut kegiatan sosial karena keterbatasan ekonomi
- Masalah kesehatan atau fisik yang membatasi mobilitas
- Menjadi orang tua tunggal atau pengasuh
- Minimnya relasi pertemanan atau dukungan keluarga
- Hubungan keluarga yang renggang atau rusak
- Riwayat kekerasan seksual atau fisik yang membuat sulit mempercayai orang lain
- Penyakit kronis, termasuk gangguan kesehatan mental
Dampak bagi Kesehatan
Penelitian yang dikutip dari laman Healthline menemukan bahwa kesepian dan isolasi berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dini, masalah kardiovaskular, hingga gangguan kesehatan mental. Studi lain menunjukkan kaitan kesepian dengan kolesterol tinggi, stres emosional, diabetes, dan depresi. Selain itu, kesepian kronis juga bisa meningkatkan kadar hormon stres kortisol dalam tubuh. Jika terus terjadi, kondisi ini bisa memicu tekanan darah tinggi, kenaikan berat badan, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah fisik lainnya. Tanpa penanganan, kesepian kronis bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Kualitas tidur pun terdampak. Riset pada lebih dari 2.000 orang muda menunjukkan bahwa mereka yang merasa kesepian mengalami gangguan tidur. Hal serupa ditemukan pada orang dewasa dan lansia.
Kesepian juga dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah. Selain itu, kesepian dan depresi juga berperan dalam menurunnya fungsi kognitif pada lanjut usia. Bahkan beberapa studi mengaitkannya dengan peningkatan risiko demensia dan Alzheimer.
Walau tak tergolong gangguan mental, para ahli makin menyadari dampaknya terhadap kesehatan. Jika rasa sepi disertai gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, diharapkan untuk tidak melakukan self diagnose dan segera mencari bantuan profesional.
Terapis bisa membantu mengenali penyebab psikologis di balik kesepian dan memberikan strategi untuk mengatasinya. Meski tak ada diagnosis, terapi tetap bisa membantu individu membangun perubahan positif dan mendapatkan dukungan.
Posting Komentar