ZMedia Purwodadi

Pemeriksaan Penting Sebelum Program Kehamilan, Wajib Diketahui!

Table of Contents

Merencanakan kehamilan adalah proses penting yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental. Pemeriksaan sebelum program hamil atau preconception check-up adalah langkah awal yang sangat dianjurkan agar Mama bisa menjalani kehamilan yang sehat dan minim risiko.

Pemeriksaan ini membantu dokter mengidentifikasi kondisi yang bisa memengaruhi kesuburan atau pertumbuhan janin sejak dini.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), preconception care dapat menurunkan risiko komplikasi kehamilan seperti preeklamsia, diabetes gestasional, bahkan kelahiran prematur. Hal ini diperkuat oleh studi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang menunjukkan bahwa perawatan prakonsepsi dapat meningkatkan hasil kehamilan secara signifikan.

Idealnya, pemeriksaan ini dilakukan minimal 3-6 bulan sebelum program hamil agar ada waktu untuk melakukan perbaikan gaya hidup, terapi medis, atau vaksinasi.

Berikut ini, Haluan.xyz akan membahas tentang pemeriksaan sebelum program hamil yang wajib dilakukan . Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Ma!

1. Pemeriksaan kesehatan umum dan riwayat medis

Dokter akan memeriksa kondisi tubuh secara menyeluruh, mulai dari berat badan, tekanan darah, hingga fungsi organ. Riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, epilepsi, atau gangguan tiroid akan sangat berpengaruh pada masa kehamilan.

Berbagai studi juga menunjukkan bahwa perempuan dengan penyakit kronis yang dikendalikan sebelum hamil memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan yang tidak dikontrol. Oleh karena itu, evaluasi medis menyeluruh menjadi langkah pertama yang penting.

2. Tes laboratorium dan skrining penyakit infeksi

Tes darah dan urine akan dilakukan untuk mengetahui kadar gula, kadar hemoglobin, fungsi hati dan ginjal, serta keberadaan penyakit menular seksual seperti HIV, hepatitis B dan C, sifilis, hingga infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, CMV, dan Herpes).

Menurut WHO , infeksi TORCH dapat menyebabkan keguguran, cacat lahir, dan keterlambatan perkembangan anak. Semakin cepat diketahui, maka pencegahan bisa dilakukan dengan pengobatan atau penyesuaian program kehamilan.

3. Pemeriksaan status imunisasi

Kehamilan bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga sangat penting bagi calon mama memiliki imunisasi yang lengkap sebelum hamil. Vaksin seperti MMR (campak, gondongan, rubella), cacar air, tetanus, dan hepatitis harus diperbarui bila belum lengkap.

Data dari Journal of Infectious Diseases mencatat bahwa mama yang terinfeksi rubella selama kehamilan trimester pertama memiliki risiko 80% melahirkan bayi dengan sindrom rubella kongenital. Karena beberapa vaksin tidak boleh diberikan saat hamil, maka vaksinasi sebelum program hamil menjadi sangat krusial.

4. Skrining genetik (carrier screening)

Skrining genetik bertujuan mengetahui apakah Mama atau pasangan adalah pembawa ( carrier ) genetik penyakit turunan seperti thalassemia, cystic fibrosis , atau spinal muscular atrophy (SMA). Jika kedua pasangan adalah carrier gen yang sama, peluang bayi mengalami penyakit tersebut bisa mencapai 25%.

Sebuah studi dari The Journal of Medical Genetics menyebutkan bahwa skrining genetik sebelum program hamil dapat mencegah lebih dari 600 jenis gangguan genetik resesif, terutama di keluarga yang memiliki riwayat tertentu.

5. Evaluasi gaya hidup dan konsumsi suplemen

Gaya hidup sangat memengaruhi kesuburan dan kehamilan. Mama perlu menghentikan kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan begadang. Dokter juga akan merekomendasikan konsumsi asam folat minimal 400 mcg per hari sebelum dan selama kehamilan.

Penelitian juga menyebutkan bahwa konsumsi asam folat sebelum konsepsi dapat mengurangi risiko cacat tabung saraf hingga 70%. Selain itu, asupan zat besi, vitamin D, dan omega-3 juga akan diperhatikan dalam evaluasi ini.

6. Pemeriksaan kesehatan mental dan emosional

Kesehatan mental sebelum hamil sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mama yang memiliki riwayat gangguan kecemasan, depresi, atau trauma masa lalu perlu berkonsultasi agar mendapatkan dukungan psikologis yang tepat sebelum hamil.

Menurut beberapa studi, kondisi depresi yang tidak diatasi sebelum hamil dapat memengaruhi hormon reproduksi dan kualitas kehamilan. Intervensi dini seperti terapi atau konseling sangat dianjurkan dalam program hamil.

7. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

Masalah gusi seperti gingivitis atau periodontitis dapat memperburuk komplikasi kehamilan. Peradangan mulut bisa memicu kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan rendah.

Penelitian menemukan bahwa 60-75% ibu hamil mengalami gingivitis. Maka dari itu, periksa dan bersihkan gigi serta gusi sebelum hamil menjadi langkah penting untuk mendukung kesehatan Mama dan janin.

Itu dia, penjelasan tentang pemeriksaan sebelum program hamil yang wajib dilakukan . Sebelum mulai program hamil, pastikan Mama dan pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap demi kehamilan yang lebih sehat dan aman.

7 Rekomendasi Wisata Dieng untuk Pasangan yang Sedang Promil! Daftar Dokter yang Berhasil Bantu Promil Para Artis, Jadi Langganan! Perempuan Ini Ungkap Cara Berhasil Promil Mandiri, Simak Tipsnya!
  • Pemeriksaan kesehatan umum dan riwayat medis, termasuk kondisi tubuh, berat badan, tekanan darah, dan riwayat penyakit kronis yang dapat memengaruhi kehamilan.

  • Tes laboratorium dan skrining penyakit infeksi untuk mengetahui kadar gula, hemoglobin, fungsi hati dan ginjal, serta keberadaan penyakit menular seksual seperti HIV, hepatitis B dan C.

  • Pemeriksaan status imunisasi penting karena kehamilan bisa menurunkan daya tahan tubuh. Vaksin seperti MMR (campak, gondongan, rubella), cacar air, tetanus, dan hepatitis harus diperbarui sebelum hamil.

Posting Komentar