ZMedia Purwodadi

Risiko Mengonsumsi Jeroan Berlebihan

Table of Contents

Haluan.xyz , Jakarta - Hari Raya Kurban masih terasa, kenikmatan olahan daging kambing atau sapi yang didapatkan mungkin masih membekas atau sisa daging dan jeroan masih tersimpan rapi di Kulkas. Namun tahukah bahaya mengonsumsi terlalu banyak jeroan sapi atau kambing?

Jeroan adalah bagian organ dalam hewan yang dapat diolah menjadi beragam hidangan. Organ-organ ini meliputi lidah, babat, usus, hati, paru-paru, jantung, limpa, hingga otak. Jenis makanan ini kerap disajikan sebagai masakan yang menggugah selera.

Namun, meskipun rasanya enak, konsumsi jeroan memiliki risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau terlalu sering. Meski begitu, jeroan tidak selalu berdampak negatif bagi tubuh. Jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat, jeroan sebenarnya masih bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan.

Ini disebabkan oleh kandungan nutrisi dalam jeroan yang cukup beragam dan dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin A, B, D, E, K, serta mineral seperti zat besi, magnesium, selenium, dan zinc. Berbagai vitamin dan mineral tersebut berperan penting dalam mendukung proses metabolisme tubuh.

Risiko Mengonsumsi Jeroan

Meskipun jeroan mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin B12, folat, zat besi, dan protein, makanan ini juga tinggi kolesterol, terutama pada bagian seperti otak, hati, dan ginjal. Sebagai gambaran, 100 gram otak sapi mengandung sekitar 2.000 miligram kolesterol, sementara ginjal dan hati masing-masing mengandung 716 miligram dan 381 miligram.

Padahal, batas asupan kolesterol yang direkomendasikan per hari hanya sekitar 300 miligram. Konsumsi kolesterol berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kadar kolesterol tinggi atau kondisi kesehatan tertentu.

Selain kolesterol, jeroan juga tinggi purin, senyawa yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Kandungan purin, seperti adenin dan hypoxanthine, ditemukan dalam jumlah tinggi pada daging merah dan organ hewan. Oleh karena itu, penderita asam urat disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi jeroan.

Demikian pula bagi mereka yang mengidap hemochromatosis, yaitu kondisi kelebihan zat besi dalam tubuh, karena konsumsi jeroan berlebihan dapat memicu komplikasi serius seperti kanker dan gagal jantung.

Selain itu, hati dan ginjal pada hewan memiliki fungsi yang serupa dengan organ manusia, yaitu menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun hewan tersebut sudah disembelih, bukan tidak mungkin masih terdapat sisa racun seperti arsenik, timah, merkuri, atau logam berat lainnya dalam organ-organ tersebut. Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, mengonsumsi jeroan hewan secara tidak langsung dapat menyebabkan penumpukan zat beracun dalam tubuh manusia.

Orang yang berlebihan mengonsumsi jeroan bisa membuatnya kelebihan vitamin A. Vitamin A memiliki banyak manfaat, seperti menjaga kesehatan mata, memperkuat sistem imun, dan membantu produksi sel darah putih. Namun, seperti halnya apa pun yang dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa merugikan. Jeroan memang mengandung vitamin A, tetapi kadarnya bisa melebihi 10.000 IU, yang melampaui batas asupan harian yang dianjurkan.

Untuk menjaga kesehatan, penting untuk mengonsumsi jeroan dalam porsi terbatas dan seimbang. Disarankan juga untuk menghindari alkohol, mengurangi asupan karbohidrat olahan dan lemak jenuh, serta memilih lemak tak jenuh saat memasak. Dengan begitu, manfaat nutrisi dari jeroan tetap dapat diperoleh tanpa menimbulkan risiko kesehatan yang berlebihan.

Luailiyatul Mahmudah, Melinda Kusuma Ningrum, Dina Oktaferia , dan Winda Oktavia ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Posting Komentar