ZMedia Purwodadi

Lima Tahun Banjir, Warga Pondok Maharta Minta Solusi Pemerintah

Table of Contents
Lima Tahun Banjir, Warga Pondok Maharta Minta Solusi Pemerintah

Keluhan Warga Perumahan Pondok Maharta Akibat Banjir yang Berulang

Perumahan Pondok Maharta di Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, terus mengalami banjir setiap musim hujan. Masalah ini telah menjadi isu lama yang mengganggu kehidupan warga selama lima tahun berturut-turut. Salah satu warga, Samra Tuti, mengungkapkan betapa sulitnya hidup di tengah kondisi yang tidak stabil.

Setiap tahun, Samra Tuti harus membeli kulkas baru karena rumahnya sering terendam air. Dalam lima tahun terakhir, ia sudah memiliki lima kulkas yang rusak akibat banjir. “Saya setiap tahun beli kulkas. Sudah lima tahun, berarti lima kulkas. Kalau nggak percaya, datang aja ke rumah saya,” keluhnya.

Selain kulkas, perabot elektronik seperti televisi dan alat rumah tangga lainnya juga ikut rusak. Meski sudah berusaha menaikkan barang-barang tersebut, air tetap saja masuk ke dalam rumah. Samra Tuti menyatakan bahwa banjir semakin parah dari tahun ke tahun, namun belum ada solusi yang signifikan dari pihak berwenang.

“Semua hancur,” katanya dengan nada sedih. Ia mengungkapkan bahwa sejak tiga puluh tahun tinggal di sana, ia tidak pernah mengalami banjir. Namun, lima tahun terakhir ini, banjir menjadi hal yang rutin terjadi.

Samra Tuti merasa bahwa keluhan yang disampaikannya sering dianggap sebagai sikap bawel. Ia mengatakan bahwa setiap kali hujan turun, warga langsung terkena banjir. “Aduh luar biasa (tinggal di sini) mungkin ya saya paling bawel kali, karena setiap hujan itu kami langsung banjir,” ujarnya.

Banjir yang terus-menerus membuat warga resah. Selain merendam rumah, air juga memicu stres dan ketidaknyamanan. “Kami cuma ingin damai. Kami nggak bikin macam-macam, neko-neko. Kalau nggak banjir, kami nggak pernah mengeluh,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa warga tidak ingin terus-menerus menyuarakan keluhan. Namun, kondisi yang tidak kunjung membaik memaksa mereka untuk bersuara. “Ini banjirnya sudah setiap hujan. Ibu-ibu stres, bapak-bapak stres. Sudah di mana-mana banjirnya. Masa begitu? Harusnya banjir itu anugerah, air itu anugerah, hujan itu anugerah. Bukannya kami mau terus mengeluh, kami juga tidak mau mengeluh.”

Samra Tuti menilai bahwa buruknya tata kelola wilayah dan pembangunan perumahan menjadi penyebab utama banjir yang terus berulang. Ia menilai ada kesalahan dalam penataan kota yang berdampak langsung pada lingkungan tempat tinggal warga.

“Adanya perumahan-perumahan dan pemerintah kita yang salah. Salahnya dalam menangani tata kota ini, sehingga kami kebanjiran. Dan banjir kali ini lebih parah. Sudah cukup lama air nggak surut, cukup dalam, rumah kami semuanya rusak,” ucap Samra Tuti.

Ia merasa ada ketidakadilan antara kawasan perumahan kelas menengah ke bawah dan kawasan elit. “Kalau memang rumah kami ini dijadikan waduk, ya beli saja. Kami pindah, tapi bayar. Jangan rumah elit-elit yang dianggap mahal dijaga jangan sampai banjir, tapi rumah kami yang menengah ke bawah boleh kebanjiran. Bukan begitu. Kita ini warga negara Indonesia, sama. Semuanya punya hak,” tegasnya.

Samra Tuti berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap penderitaan warga yang selama ini terdampak banjir. Baginya, kehidupan di Pondok Maharta bukan sekadar tempat tinggal. “Kami juga ingin diperjuangkan. Kami nggak tenang hidup di sini. Hidup mati kami di sini semua."

Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menyampaikan bahwa penanganan banjir kali ini tidak bisa dilakukan secara parsial karena wilayah terdampak juga berbatasan langsung dengan Kota Tangerang. “Saya insyaallah nanti akan kita koordinasikan, karena ini dua wilayah. Wilayah sana itu sudah masuk Kota Tangerang, jadi harus kita koordinasikan bersama dengan Pemerintah Kota Tangerang,” ujar Benyamin.

Ia menegaskan bahwa persoalan banjir ini juga perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Banten. “Dengan demikian, ini juga harus menjadi perhatian Provinsi Banten,” imbuhnya.

Setelah melakukan peninjauan di Perumahan Maharta, Benyamin akan menyampaikan hasilnya kepada Gubernur Banten. “Saya nanti siang mungkin akan bertemu dengan Bapak Gubernur, akan saya infokan, dan infonya nanti akan dilakukan rapat koordinasi,” tuturnya.

Selain itu, Wali Kota juga menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi di tingkat Kota Tangerang Selatan untuk mematangkan strategi lanjutan dalam mengatasi dampak banjir. “Saya juga setelah ini akan melakukan rapat koordinasi untuk tingkat Kota Tangerang Selatan seperti apa. Apalagi yang bisa kita lakukan supaya warga bisa tenanglah kehidupannya,” ujarnya.

Benyamin menyampaikan keprihatinannya atas musibah banjir yang terjadi. Menurutnya, curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir menjadi faktor utama banjir yang belum kunjung surut. “Saya prihatin dengan kejadian banjir kali ini ya. Selain curah hujannya yang sangat tinggi kemarin, dan menurut informasi dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi ini masih akan terus berlangsung. Makanya, kita harus siap-siap sebaik mungkin,” pungkasnya.

Posting Komentar