ZMedia Purwodadi

Prabowo dan Lula Kompak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Table of Contents
Featured Image

Dukungan Indonesia dan Brasil untuk Palestina sebagai Anggota PBB

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan dukungan penuh terhadap Palestina agar menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka menilai bahwa hanya dengan status anggota penuh, Palestina dapat memiliki posisi yang setara dengan Israel dalam upaya mewujudkan solusi dua negara.

Saat ini, Palestina masih berstatus sebagai negara non-anggota pengamat permanen di PBB. Meskipun sebagian besar negara anggota Majelis Umum PBB pada 10 Mei 2024 telah menyetujui status tersebut, Palestina belum resmi menjadi anggota penuh. Sementara itu, Israel telah menjadi anggota penuh PBB sejak 11 Mei 1949.

Dalam pernyataan pers bersama yang disampaikan di Istana Kepresidenan Brasil, Palácio do Planalto, Brasilia, Rabu (9/7), Presiden Lula menekankan pentingnya pengakuan terhadap Palestina sebagai negara. Ia menegaskan bahwa langkah ini diperlukan untuk memastikan posisi setara yang dibutuhkan dalam mencapai solusi dua negara.

Selain itu, Presiden Lula juga menyoroti sikap Brasil dan Indonesia yang konsisten dalam mengecam tindakan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Ia mengkritik mereka yang diam saat melihat pelanggaran terhadapan hak asasi manusia terjadi. "Kami tidak pernah takut untuk menunjukkan orang-orang yang hipokrit karena memilih diam saat menyaksikan pelanggaran terang-terangan dilakukan," ujarnya.

Di sisi lain, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia dan Brasil sepakat bahwa satu-satunya solusi yang dapat mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza adalah solusi dua negara. Ia mengapresiasi sikap tegas Presiden Lula dalam isu ini.

Reformsasi PBB dan Peran Global

Prabowo juga mendukung keinginan Presiden Lula untuk mereformasi PBB dan tata kelola global. Ia menekankan bahwa reformasi ini perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi negara-negara besar dalam arena internasional.

Brasil, menurut Prabowo, merupakan negara yang besar dengan populasi yang besar dan ekonomi yang kuat. Ia yakin bahwa Brasil akan memainkan peran lebih besar dalam kepemimpinan global. Ia mengajak negara-negara seperti India, Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, Jerman, Jepang, dan Meksiko untuk bekerja sama dalam mereformasi PBB dan sistem tata kelola global.

Isu Perang Rusia-Ukraina

Tidak hanya fokus pada Palestina, pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Lula juga membahas isu perang Rusia-Ukraina. Prabowo menyatakan dukungannya terhadap Group of Friends for Peace, sebuah inisiatif yang bertujuan menjembatani hasil-hasil konkret menuju gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Group of Friends for Peace digagas oleh Brasil dan Tiongkok serta beranggotakan sebagian besar negara berkembang dari Global South. Fokus utama kelompok ini termasuk de-eskalasi konflik, bantuan kemanusiaan, dan kepatuhan terhadap hukum internasional.

Pertemuan Bilateral di Istana Planalto

Pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Lula dilaksanakan di Istana Planalto, bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Brasilia. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh beberapa menteri dari Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perdagangan Budi Santoso.

Sementara itu, Presiden Lula didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mauro Vieira, Menteri Pertanian Carlos Henrique Baqueta Fávaro, serta para pejabat tinggi lainnya. Pertemuan ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam menjalin kerja sama yang lebih kuat di berbagai bidang.

Posting Komentar