ZMedia Purwodadi

Siapa Yahudi Bukharian dengan Sinagoge dan Lorong Bawah Tanahnya?

Table of Contents
Featured Image

Sejarah dan Keunikan Yahudi Bukharian di Uzbekistan

Salah satu foto yang sempat aku ambil saat berkunjung ke Synagoge Yahudi Bukharian. Etnis Yahudi ini memiliki ciri khas yang mirip dengan penduduk lokal, seperti Muslim Bukhara. Aku sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang kelompok etnis ini, terutama mereka yang tinggal di kota Bukhara. Yahudi dikenal sebagai bangsa pilihan Tuhan, dengan kecerdasan yang luar biasa, meskipun hidupnya sering diwarnai oleh konflik dan pandangan yang berbeda dari masyarakat umum.

Yahudi tidak hanya tinggal di kawasan Timur Tengah, tetapi juga tersebar hingga Eropa dan Asia Tengah. Saat ini, aku semakin penasaran dengan negara-negara yang dulunya menjadi bagian dari Rusia, termasuk Uzbekistan dan Tajikistan, di mana ternyata ada komunitas Yahudi yang telah tinggal selama ratusan tahun. Ini membuatku semakin ingin tahu tentang siapa sebenarnya Yahudi Bukharian ini.

Asal Usul dan Perkembangan Yahudi Bukharian

Di dunia Yahudi, Yahudi Bukharian sudah menetap di kota-kota besar di Asia Tengah, seperti Uzbekistan dan Tajikistan, selama lebih dari satu milenium. Sebagai salah satu kelompok diaspora tertua di dunia, mereka akhirnya mengadaptasi diri dengan lingkungan sekitar, sehingga tampak mirip dengan Muslim Tajik dan Uzbek. Namun, mereka tetap menjaga hubungan dengan dunia Yahudi yang lebih luas.

Awalnya, aku mengenal tentang Yahudi melalui cerita-cerita Alkitab yang diajarkan oleh guru Sekolah Minggu. Meski awalnya tidak terlalu tertarik, aku selalu ingat bahwa Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan yang sangat pintar. Mereka kemudian berimigrasi ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tengah. Menurut penelitian sejarawan, Yahudi Bukharian termasuk dalam "suku-suku yang hilang" setelah tahun 722 SM, ketika mereka diasingkan oleh Babilonia pada tahun 586 SM.

Perjalanan dan Adaptasi Yahudi di Asia Tengah

Pada abad ke-12, banyak orang Yahudi tinggal di Samarkand, Uzbekistan. Mereka dikenal sebagai orang yang kaya, bijak, dan pintar. Meski tinggal di negara orang, mereka tetap kuat dan mapan. Karena sifatnya yang nomaden, mereka terus berpindah ke berbagai wilayah seperti Persia, Iran, Afghanistan, Uzbekistan, dan Tajikistan, mencari perlindungan di antara komunitas sekitar.

Pada abad ke-19, Asia Tengah dikuasai oleh kolonial Rusia, yang memberlakukan penindasan terhadap Yahudi. Meski begitu, mereka memanfaatkan kecerdasan mereka untuk berdagang, bekerja, dan melakukan perjalanan dari Timur ke Barat, termasuk ke Yerusalem. Di sana, mereka menjadi populer dan memiliki pengaruh besar.

Perubahan Politik dan Imigrasi Yahudi Bukharian

Setelah Revolusi Rusia pada tahun 1924, negara sosialis komunis ini menciptakan Republik Uzbekistan dan Tajikistan. Kedua negara ini merdeka pada tahun 1991. Yahudi Bukharian menganggap diri mereka sebagai penduduk asli di area tersebut. Namun, mereka tidak cukup kuat untuk mengambil alih kekuasaan, terutama setelah pecahnya Uni Soviet dan munculnya 15 negara baru.

Akibatnya, banyak bangsa Yahudi terus berimigrasi, terutama ke Amerika dan Israel. Akibatnya, jumlah Yahudi Bukharian di Uzbekistan dan Tajikistan kini sangat sedikit. Meski begitu, mereka masih ada, terutama di kota Bukhara. Beberapa sinagoge yang dulu banyak terdapat di dua negara ini kini mulai menghilang karena tidak ada orang Yahudi yang bisa mengurusnya.

Sinagoge dan Pengalaman Unik di Bukhara

Aku sempat berkunjung ke sebuah sinagoge tua yang kini dimiliki oleh keluarga Muslim lokal. Mereka tetap mempertahankan fungsi sinagoge sebagai tempat ibadah bagi Yahudi Bukharian. Selain itu, sebagian dari bangunan tersebut difungsikan sebagai hotel butik untuk para wisatawan yang tertarik pada sejarah dan budaya.

Dalam kunjungan itu, aku berbicara dengan pemilik sinagoge, yang menceritakan bahwa tempat ini digunakan untuk berkumpul dan beribadah oleh komunitas Yahudi. Di bawah tanah, ada ruang yang direhabilitasi dan difungsikan sebagai museum sejarah bangsa Yahudi Bukharian. Lorong gelap dan tangga batu curam memberikan sensasi unik dan seram bagi para pengunjung.

Lorong bawah tanah ini pernah digunakan sebagai tempat persembunyian selama perang. Meski suasana gelap dan menyeramkan, pengalaman ini sangat menantang dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kunjungan ini memberikan kesan mendalam dan tak terlupakan tentang sejarah dan kehidupan Yahudi Bukharian di kota Bukhara.

Posting Komentar