ZMedia Purwodadi

Penyebab dan Solusi Insomnia pada Anak

Table of Contents
Featured Image

Apa Itu Insomnia pada Anak?

Insomnia adalah kondisi yang membuat seseorang kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur. Pada anak, gangguan ini sering disebabkan oleh lingkungan tidur yang kurang nyaman atau kebiasaan tidur yang buruk. Perilaku orang tua juga bisa ikut memengaruhi munculnya insomnia melalui dua pola utama, yaitu sleep-onset association dan limit-setting. Kedua pola tersebut merupakan jenis dari Behavioral Insomnia of Childhood (BIC), yang menunjukkan bahwa gangguan tidur pada anak dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan interaksi dengan orang tua.

Jenis-Jenis BIC

BIC terbagi menjadi tiga tipe utama:

  1. Sleep-onset Association
    Terjadi umumnya pada anak di bawah usia dua tahun. Anak hanya bisa tidur jika ada kondisi khusus, seperti ada mainan favorit di sampingnya, digendong, dipeluk, atau ditemani. Tanpa kondisi tersebut, anak sulit terlelap kembali saat terbangun di malam hari.

  2. Limit-Setting
    Muncul sekitar usia dua tahun, saat anak mulai bisa bicara dan keluar dari tempat tidur sendiri. Pada jenis ini orang tua kehilangan kendali terhadap perilaku anak menjelang tidur. Anak menunda tidur dengan meminta cerita tambahan, minum, atau ke kamar mandi lagi. Mereka juga dapat menolak kembali tidur jika terbangun di malam hari.

  3. Mixed-Type
    Kombinasi kedua tipe di atas, yakni ketergantungan pada kondisi khusus untuk tidur yang disertai penolakan atau penundaan waktu tidur.

Penyebab Utama BIC

Beberapa faktor yang memicu insomnia pada anak antara lain adanya ekspektasi waktu tidur yang tidak sesuai usia. Anak yang semakin besar butuh jam tidur lebih sedikit. Namun jika jam tidurnya tidak disesuaikan, ia akan sulit terlelap. Selain itu, kebiasaan menidurkan anak di gendongan atau pelukan turut mempengaruhi karena anak akan menangis saat terbangun tanpa orang tua di sisinya.

Ada pula karena kebiasaan menunda tidur pada balita dan anak yang sudah bisa berbicara, dengan berbagai alasan untuk memperpanjang waktu bermain atau interaksi. Hingga anak yang terbiasa pindah ke kamar orang tua di tengah malam.

Dampak Insomnia pada Anak

Tidur memegang peranan vital bagi kesehatan fisik dan perkembangan anak. Berdasarkan rekomendasi beberapa organisasi medis, berikut waktu tidur ideal bagi anak:

  • 4–12 bulan: 12–16 jam per hari (termasuk tidur siang).
  • 1–2 tahun: 11–14 jam (termasuk tidur siang).
  • 3–5 tahun: 10–13 jam (termasuk tidur siang).
  • 6–12 tahun: 9–12 jam (tanpa tidur siang).
  • 13–18 tahun: 8–10 jam.

Adapun kekurangan waktu tidur pada anak dapat mempengaruhi kesehatan sekaligus perilaku, mulai dari mudah marah hingga sulit berkonsentrasi. Gangguan tidur seperti BIC biasanya didiagnosis lewat gejala dan riwayat medis, dengan penyebab yang kerap terkait rutinitas tidur yang tidak konsisten, kurangnya ketegasan orang tua dalam menetapkan jam tidur, stres, konsumsi kafein, hingga masalah kesehatan yang mendasari.

Selain itu, kurang tidur pada anak dapat memicu masalah perilaku dan kesehatan, di antaranya mudah marah dan rewel, menolak mengikuti instruksi sederhana, lebih sering menangis atau mengalami tantrum, dan pada anak sekolah akan sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan prestasi menurun. Gangguan tidur juga dapat menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi perkembangan emosi. Dalam jangka panjang, kurang tidur berisiko meningkatkan gangguan mood, obesitas, diabetes, hingga masalah kardiovaskular.

Cara Mengatasi BIC

Sebagian besar kasus BIC bisa diatasi tanpa obat, cukup dengan menerapkan kebersihan tidur yang baik. Kuncinya adalah menjaga jadwal tidur tetap konsisten agar anak terbiasa tidur mandiri tanpa kehadiran orang tua di kamar. Hindari stres menjelang tidur, gunakan tempat tidur hanya untuk beristirahat, bukan bermain atau menonton, serta jauhi makan berat di larut malam.

Asupan kafein sebaiknya dibatasi 4–6 jam sebelum tidur, diimbangi olahraga teratur, dan didukung suasana kamar yang gelap, tenang, dan sejuk. Obat umumnya tidak menjadi pilihan pertama, kecuali pada kondisi tertentu yang memerlukan penanganan medis.

Berikut beberapa metode efektif yang disarankan dokter sebagai metode penanganan BIC:

  1. Unmodified Extinction (“Cry It Out”)
    Anak dibiarkan tidur sendiri setelah rutinitas tidur selesai. Orang tua tidak menanggapi tangisan atau permintaan, kecuali jika anak sakit atau dalam bahaya. Metode ini biasanya efektif dalam waktu seminggu, meski kadang muncul kembali gejala berupa extinction burst beberapa minggu kemudian.

  2. Graduated Extinction
    Anak dibiarkan menangis dalam durasi tertentu sebelum diperiksa. Interval bisa tetap, misalnya setiap lima menit, atau bertahap seperti dua menit, empat menit, enam menit, dan seterusnya.

  3. Extinction dengan Ke Hadiran Orang Tua (“Campin Out”)
    Pembiasaan untuk orang tua tetap berada di kamar, namun tidak di tempat tidur anak, dan tidak merespons perilaku yang mengganggu selama proses anak mencoba tidur.

  4. Bedtime Fading
    Jam tidur anak dimundurkan hingga mereka tertidur dalam 30 menit setelah berbaring, lalu perlahan dimajukan kembali ke waktu tidur yang diinginkan.

  5. Positive Reinforcement
    Memberikan sistem hadiah, misalnya stiker di pagi hari jika anak berhasil tidur sendiri dan tidak keluar dari tempat tidur sepanjang malam.

Kunci utama dari keberhasilan penanganan BIC adalah konsistensi seluruh pengasuh. Orang tua harus kompak menetapkan aturan tidur, tidak mudah menyerah pada rengekan, dan meminimalkan perhatian terhadap perilaku yang menunda tidur. Jika kesulitan, disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter anak atau spesialis tidur.

Posting Komentar